Minggu, 11 September 2011

MENGENAL MULTIMETER

Pendahuluan
Tak dapat disangkal lagi akan kegunaan alat ukur universal ini, yang   merupakan pendamping setia bagi pengutik elektronika dan para perancang elektronika. Sehingga  alat ukur ini harus selalu ada pada meja praktek.

Sesuai dengan namanya multimeter (atau multitester), alat ini  dapat  di pakai untuk berbagai pengukuran besaran-besaran listrik, seperti resistansi, tegangan, kuat arus, kapasitas, induktansi,  penguatan transistor (hFE), perbandingan daya (dB) juga dapat di pakai untuk menguji (mengetahui baik atau rusak serta   polaritas /elektroda) suatu komponenelektronika, seperti resistor,diode, transistor, SCR  dan kondensator.

Walaupun multimeter merupakan  alat ukur universal, namun tidak semua pengutik elektronika sudah memanfaatkan multimeter secara maksimal, karena kurangnya penjelasan yang diperoleh tentang alat ukur ini, terutama sekali bagi parapemula. Artikel ini diharapkan dapat membantu memanfaatkan multimeter pada meja kerja semaksimal mungkin dan mencegah multimeter anda dari kerusakan . Bagi pemula yang belum memiliki multimeter, dan bermaksud akan memilikinya, sebelum anda memutuskan untuk membeli, saran-saran berikut ini dapat dijadikan panduan.
                                                               
Multimeter Kumparan Putar
Pada artikel ini pembahasan kami batasihanya pada alat Ukur/multimeter yang menerapkan   kumparan putar, Karena alat ukur inilah yang banyak dipakai. Adapun entang multimeter digital akan kami uraikan pada artikel selanjutnya.

Bangunan sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar diatas. Multimeter memiliki bagian-bagian  sebagai  berikut :


1.   Papan skala, untuk pembacaan hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala resistansi (ohm),tegangan (DCV dan ACV), kuat arus (DCmA) dan skala-skala lainnya.

2.   Saklar jangkah, untuk memilih jangkah pengukuran, dimana terdapat jangkah untuk pengukuran resistansi (Ohm), tegangan searah (DCV), tegangan bolak-balik (ACV) dan kuat arus  searah (DCmA). Pada  alat ukur yang lengkap terdapat jangkah untuk pengukurankapasitas, hfe transistor dan suhu (temperature).

3.    Sekrup pengatur nol, untuk menera jarum alat ukur agar  jarum  menunjuk  tepat pada skala nol (sebelah  kiri  papan skala) sebelum alat ukur digunakan.

4.    Tombol pengatur nol, untuk menera jarum alat ukur, sewaktu alat ukur akan dipakai untuk mengukur nilai resistansi.

5.    Lubang kabel penyidik, tempat untuk menghubungkan alat ukur dengan  kabel penyidik, di tandai dengan + dan -. Pada alat ukur yang lebih lengkap, ada lubang untuk pengukuran  hfe  transistor, ditandai dengan huruf B-C-E, dan lubang-lubang lainnya.

6.    Kabel penyidik, untuk menghubungkan alat ukur dengan titik yang diukur. Pada alat ukur yang lebih  lengkap terdapat juga tombol-tombol lain, seperti tombol polaritas, tombol PNP/NPN (untuk pengujian transistor), dan tombol-tombol lainnya.

Petunjuk-petunjuk Umum Menggunakan Multimeter

Sebelum anda menggunakan alat ukur untuk yang pertama kali, terlebih dulu bacalah baik-baik buku petunjuk yang disertakan pada multimeter anda, karena mungkin ada keistimewaan-keistimewaan yang terdapat pada multimeter anda, dan tercegahlah multimeter anda dari kerusakan karena salah pakai.

Petunjuk-petunjuk yang diberikan berikut ini berlaku umum untuk semua jenis multimeter yang menerapkan kumparan putar.

1. Sebuah multimeter selalu dilengkapi dengan dua buah kabel penyidik masing-masing berwarna hitam dan merah. Ujung kabel penyidik warna merah (ujung yang pendek) masukan pada lubang yang bertanda +  dari alatukur, sedang ujung kabel penyidik warna hitam masukan pada lubang bertanda – atau COMMON.

2. Letakan   posisi saklar jangkah pada posisi yang benar, sesuai dengan besaran yang akan di ukur. Kalau anda akan mengukur  resistansi, letakan saklar jangkah pada posisi DCV (atau ACV). Kalau anda akan mengukur kuat arus searah, letakan saklar  jangkah  pada  posisi DCmA,  dan   sebagainya. Biasakan memilih saklar jangkah pada posisi tertinggi, terlebih-lebih jika hendak mengukur tegangan atau kuat arus, kecuali kalau harganya atau nilainya dari besaran yang akan diukur sudah dapat diperkirakan.

3. Perhatikan  jarum alat ukur apakah tepat menunjuk skala nol (di tepi kiri papan skala)? Kalau tidak anda perlu ‘menera’ kembali alat ukur anda. Caranya adalah dengan menstel ‘sekrup pengatur nol’dengan menggunakan obeng -, perlahan-lahan sampai  jarum  tepat   menunjuk skala nol. Hati-hati   menstelnya, karena penstelan yang kasar dapat merusakan alat ukur (kumparan putar dapat putus).

4. Jika alat ukur anda, mau dipakai untuk mengukur besarnya resistansi, maka alat ukur perlu ditera ulang (khusus untuk pengukuran resistansi). Dalam hal ini saklar jangkah anda taruh pada posisi ohm pada jangkah yang sesuai dengan besar resistansi yang hendak diukur. Hubungkan ujung kabel penyidik merah (+) dengan ujung kabel penyidik hitam(-), maka jarum alat ukur akan bergerak  kekanan (jarum bergerak karena didalam alat ukur ada baterai), kemudian  putar-putarlah ‘tombol pengatur nol’ sampai jarum alat ukur menunjuk   tepat angka nol pada skala ohm (angka nol untuk skala ohm terdapat di sebelah kanan papan  skala).  Setelah  jarum menunjuk angka nol, lepaskan kembali  ujung kabel penyidik merah dengan ujung kabel penyidik hitam, dan sekarang alat ukur siap untuk  dipakai mengukur nilai resistansi.

5. Sewaktu akan melakukan pengukuran, perhatian anda jangan tertuju kepada titik/alat yang akan diukur, melainkan tertuju pada alat ukur. Apakah anda tidak keliru memilih posisi saklar jangkah? (pemilihan saklar jangkah yang keliru mungkin dapat merusakan alat ukur). Apakah jarum alat ukur menyimpang kekiri dan keluar dari papan skala?  Jika jarum  menyimpang ke kiri atau menyimpang jauh kekanan melewati papan skala, cepat-cepatlah kabel penyidik dilepskan, untuk menghindari kerusakan pada alat ukur. Jarum yang menyimpang kekiri disebabkan karena polaritas terbalik, sedangkan jarum yang menyimpang jauh kekanan, disebabkan pemilihan saklar jangkah yang terlalu rendah.

6. Pilihlah saklar jangkah yang menyebabkan jarum alat ukur dapat meyimpang di tengah-tengah papan skala (jangan sampai keluar dari papan skala). Penunjukan jarum disebelah kiri papan skala pembacaannya                           agak susah.

7. Sewaktu anda melakukan pengukuran, janganlah tangan-tangan anda menyentuh kedua ujung kabel penyidik, karena badan anda juga mempunyai resistansi, dan resistansi ini ikut terukur, sehingga hasil ukur yang anda peroleh akan kurang cermat (juga untuk keamanan, kalau-kalau titik yang sedang diukur terdapat tegangan tinggi). 

8. Untuk mendapatkan hasil ukur yang secermat mungkin, sikap kita dalam pembacaan penunjukan jarum alat ukur harus tegak lurus pada papan skala. Pembacaan jarum alat ukur dari samping papan skala akan  menyebabkan ‘salah baca’, kesalahan ini disebut kesalahan parallax. Dalam beberapa alat ukur, dilengkapi ‘kaca pias’ pada papan skalanya. Untuk ini bacalah penunjukan jarum alat ukur tepat tegak lurus didepan papan skala sehingga menyebabkan ‘bayangan jarum  alatukur’ tertutup oleh  jarum    alat ukur itu sendiri.

9. Setelah anda melakukan pengukuran , letakan posisi saklar jangkah pada posisi volt tinggi (dapat DCV atau ACV), atau jika multimeter anda dilengkapi dengan posisi jangkah OFF, letakan saklar jangkah pada posisi OFF. Hal ini untuk mencegah keusakan alat ukur karena kelalaian anda. Misalnya anda selesai mengukur resistansi, dan multimeter anda tinggal begitu saja (dengan kedudukan saklar jangkah masih pada posisi ohm), kemudian teman anda (atau anda sendiri) mau menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan, tanpa memindahkan saklar jangkah, kabel penyidik langsung dihubungkan dengan titik yang akan diukur teganganya. Lalu apa yang terjadi? Kemungkinan  multimeter anda langsung rusak.


Daftar Artikel Elektronika